twitter


“Untung ada Soeharto!” ucap Adi suatu siang di lapangan sekolah.

“Kok Soeharto? Untung ada Untung yang benar!” bantah Rudi.

“Nggak, Soeharto yang benar. Buktinya dia yang jadi presiden.”

“Ah, dia licik. Kalau nggak dibunuh, Untung yang benar. Dia yang susah payah menyelamatkan Presiden Sukarno. Sukarno yang benar.”

“Soeharto. Sukarno diktator.”

“Sukarno. Soeharto licik, antek asing. Makanya dia gulingkan Sukarno karena kalau ada Sukarno investasi asing nggak bisa masuk. Indonesia nggak bisa maju.”

“Soeharto, titik!”

“Sukarno!”

Adi dan Rudi yang sama-sama ngotot pun tak menemui kata sepakat. Mereka berdua lalu mencari cara. Mendatangi Histo –teman sekelas yang jago sejarah– menjadi pilihan mereka untuk memecah kebuntuan, akhirnya.

“Oke, ntar sore jam lima kita ketemu di rumah Histo. Kita lihat siapa yang benar di antara dua tokoh itu,” ujar Adi.

“Sip. Siapa takut,” balas Rudi.

Jam 04.30 sore di rumah Histo. Adi dan Rudi hampir bersamaan datang. Mereka berdua disambut pembantu rumah dengan ramah. Setelah memberitahu perihal kedatangan mereka, Adi dan Rudi dipersilakan masuk. Histo lalu menemui mereka dan mengajak ke kamarnya. Pemaparan pun dimulai.

“Begini,” kata Histo perlahan, sembari duduk di kursi sandarnya, “apa yang kalian perdebatkan itu (baca: G 30 S) tidak sesederhana yang kalian pikirkan. Peristiwanya sangat kompleks. Banyak kepentingan, orang yang terlibat, motif dan lain sebagainya yang ikut berperan di dalamnya. Dan kesemuanya itu, kalau tidak terjadi secara simultan, ya hampir bersamaan.”

“Kompleks bagaimana, Hist maksudnya?” tanya Adi.

“Iya, kompleks. Sangat kompleks. Benang kusut pun kalah ruwet-nya. Peristiwa G 30 S ini bukan peristiwa yang berdiri sendiri, melainkan akumulasi dari banyak peristiwa dan lain sebagainya yang jadi faktor pemicunya,” jawab Histo.

“Oke kalau begitu teruskan, Hist. Kau Adi, jangan menyela saja,” pinta Rudi.

Wajah Adi merah akibat omongan Rudi. Sedangkan Histo mesti sempat kaget, cukup dingin. Dia lalu melanjutkan penjelasannya sembari menawarkan suguhan minuman dingin kepada kedua kawannya itu.

“Baik, saya akan teruskan. Tapi perlu kalian ingat sebelumnya, penjelasan yang saya sampaikan hanya berdasarkan fakta-fakta yang saya dapat dari bahan bacaan dan film-film yang pernah saya tonton. Penelusuran lebih jauh, semisal wawancara kepada orang yang paham atau para saksi hidup, belum pernah saya lakukan. Jadi jangan berharap saya bisa memberi jawaban komprehensif dan absolut kebenarannya. Jangankan saya, para ahli pun tidak ada yang bisa menemukan jawabannya secara komprehensif. Apalagi saya yang hanya pelajar SMU. Dan karena G 30 S ini begitu rumit, penjelasan akan saya persingkat saja. Poin-poin pentingnya yang saya tekankan. Biar kalian tidak makin bingung dibuatnya. Konsekuensinya, tentu saja jawaban kian tidak komprehensif.”

“Sejak kabar sakitnya Presiden Sukarno makin santer terdengar, para politisi dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Indonesia saat itu jadi kian gelisah. Mereka bertanya-tanya, siapa yang bakal menggantikan Sukarno. Spekulasi pun banyak bermunculan. Hal itu makin menambah kekisruhan keadaan.”

Jeda sesaat, Histo melanjutkan lagi: Waktu itu Demokrasi Terpimpin sudah hampir lima tahun berjalan. Salah satu ciri paling mencolok dari Demokrasi Terpimpin adalah adanya tiga pilar yang menopangnya. Pertama, Sukarno; kedua, Angkatan Darat (AD); dan ketiga, PKI. Dua pilar selain Sukarno sejak lama saling bermusuhan. Maka itu ketika kabar sakitnya Sukarno kian banter, keduanya rebutan pengaruh untuk mendapatkan simpati presiden. Masing-masing mengklaim sebagai “penjaga” sah presiden.

Dari luar, banyak pihak yang berkepentingan terhadap negeri kita. Waktu itu dunia sedang terpolar pada dua kutub, Barat dan Timur. Perang Dingin. Di pihak Barat, Amerika (AS) sangat menaruh perhatian karena kekayaan sumber daya alam dan letak strategis negeri kita sangat penting bagi kepentingan politik luar negeri dan ekonominya. Sedangkan Inggris menaruh perhatian lebih kepada faktor regional di mana dua negara persemakmurannya, Malaya dan Singapura, berada tak jauh dari Indonesia. Inggris takut kedua negara persemakmurannya itu "ketularan" komunis, sebab Indonesia waktu itu sudah cenderung ke kiri. Dari blok Timur, Uni Soviet dan China menganggap penting mempertahankan Indonesia. Kedua negara itu merasa sejalan dengan paham politik Presiden Sukarno. Mereka berupaya keras menjaga Indonesia dari pengaruh kapitalisme Barat.

Baik blok Barat maupun blok Timur, keduanya terus aktif menjaga kontak dengan orang-orangnya yang ada di Indonesia. Orang mereka ataupun orang lokal yang berafiliasi kepada mereka.

Di dalam negeri sendiri perpecahan tetap tak terelakkan. Selain perbedaan politik dua pilar di samping Sukarno tadi, masing-masing pilar itupun tak bebas dari perpecahan di dalam. Di tubuh AD sendiri ada perpecahan antara mereka yang bergaya hidup glamor dengan mereka yang tidak –umumnya mereka perwira menengah progresif. Para perwira menengah progresif ini umumnya bersahaja dari sisi ekonomi. Meski termasuk perwira tinggi senior, Soeharto masuk ke dalam golongan ini.

Nah, dalam hubungan sama sakitnya Sukarno yang makin parah dan makin santernya isu Dewan Jenderal, para perwira progresif tadi lalu berinisiatif mengambil tindakan. Alasan mereka, untuk menyelamatkan presiden dari kudeta para jenderal di Dewan Jenderal. Dewan Jenderal yang mereka maksud adalah sebuah dewan yang terdiri dari jenderal-jenderal kontra revolusioner, yang dengan bantuan nekolim (neo kolonialisme) seperti AS, Inggris dan lain sebagainya akan menggulingkan kekuasaan Sukarno. Isu Dewan Jenderal berawal dari ditemukannya Dokumen Gilchrist (Andrew Gilchrist), staf di Kedubes Inggris di Jakarta. Dalam dokumen itu dikatakan mengenai rencana sebuah gerakan penggulingan Sukarno dengan bantuan, "our local army."

Para perwira progresif tadi pun mereka terus mematangkan rencana. Mereka membentuk kelompok yang mereka namakan Gerakan 30 September (G 30 S). Nama itu mereka ambil berdasarkan tanggal gerakan yang akan mereka lakukan. Gerakan yang dimaksud adalah gerakan menghadapkan para jenderal yang mereka duga kontra-revolusioner, ke hadapan Bung Karno. Soeharto tidak termasuk ke dalam nama-nama jenderal yang bakal mereka culik. Di kemudian hari, hal ini jadi tanda tanya besar salah satunya karena Soeharto termasuk dalam perwira senior AD. G 30 S terdiri dari perwira-perwira Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan sedikit Angkatan Laut serta Angkatan Kepolisian.

“Hmmm...seru juga ya ternyata. Oke, lanjutkan lagi, Hist!” ujar Adi.

“Baik. Tapi itu minuman dan jajanannya sambil disantap lho,” balas Histo sambil agak bercanda.

“Gerakan 30 September ini sendiri sangat "lucu". Paling tidak bisa dilihat dari hierarki kepemimpinannya, terlihat jelas kejanggalannya. Pemimpin gerakan, Untung, berpangkat Letnan Kolonel. Sedangkan wakilnya, A. Latief, berpangkat Kolonel dan Soepardjo berpangkat Brigadir Jenderal. Dalam tubuh militer, hal itu sangat tak masuk akal. Untung dan Latief ini merupakan orang yang sangat dekat dengan Soeharto sejak masa revolusi fisik di Jogja.”

Histo melanjutkan lagi: Gerakan itu akhirnya mencapai mufakat: menghadapkan para jenderal kontra revolusioner ke presiden Sukarno pada 1 Oktober. Beberapa jam sebelum operasi berjalan (30/9/65), Kolonel Latief sempat memberitahu Soeharto di rumah sakit bahwa akan diadakan gerakan penculikan beberapa saat lagi. Soeharto cuma diam. Sewaktu Hari H, G 30 S bergerak dari markasnya di Desa Lubang Buaya, Jakarta Timur yang tak jauh dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Mereka dibagi dalam tiga kelompok dan bergerak ke sasaran masing-masing.

Di kemudian hari, nama Desa Lubang Buaya ini mencoreng nama baik Angkatan Udara (AURI). AURI dianggap mendukung gerakan itu. Sebab, Lubang Buaya dikatakan merupakan zona milik AURI. Padahal, Lubang Buaya yang dijadikan markas G 30 S sebenarnya berada di luar Lanud Halim Perdanakusuma. Lubang Buaya yang ada di Lanud Halim adalah nama dropping zone, tempat untuk latihan terjun payung. Dua hal berbeda yang kebetulan sama nama.

Dalam aksi G 30 S itu, tiga jenderal – yakni Menteri/Panglima Angkatan Darat A. Yani, Mayjen MT Haryono, dan Brigjen DI Pandjaitan– tewas di rumahnya masing-masing. Empat target yang masih hidup lalu dibawa ke markas mereka dan dihabisi di sana. Satu jenderal paling senior, AH Nasution, berhasil luput dari penangkapan itu meski anak bungsunya tewas terkena peluru pasukan penculik. Perintah bunuh itu datang secara spontan, artinya tak direncanakan sejak semula.

Pasukan G 30 S lalu menduduki Medan Merdeka Selatan dan Barat serta RRI. Pukul 07.00 Letkol Untung melakukan siaran radio di RRI, memberitahu bahwa komplotannya telah melakukan gerakan penyelamatan presiden. Dia mengumumkan beberapa nama -yang asal catut- penting yang mendukung gerakan itu selain juga mereformasi militer dengan menjadikan Letnan Kolonel sebagai pangkat tertinggi. Dia menyeru agar di daerah-daerah segera dibentuk badan yang mendukung gerakan. Hingga siang hari, pasukan di sekitar lapangan Monas itu tetap tinggal diam menunggu perintah. Pasukan itu merupakan batalyon-batalyon dari Kodam Diponegoro dan Brawijaya yang sebetulnya akan menghadiri upacara HUT TNI 5 Oktober. Baik kedua pasukan itu maupun orang awam, semua dibuat bingung oleh keadaan. Mereka tidak tahu mana kawan mana lawan.

Di Merdeka Timur, di markas Kostrad, Soeharto menyusun gerakan untuk menghancurkan G 30 S. Pasukan yang mengepung lapangan Monas itu akhirnya berhasil dia jinakkan sore harinya tanpa satu peluru pun yang keluar. Soeharto lalu memerintahkan pasukan elit RPKAD menggempur markas G 30 S di Lubang Buaya. Mulai saat itu secara de facto Soeharto menjadi panglima Angkatan Darat. Dari segi aturan, tindakan itu tidak bisa dibenarkan. Soeharto beberapa kali melakukan insubordinasi –sebuah tindakan pembangkangan dalam dunia militer. Dia tak patuh perintah atasan, yakni Presiden Sukarno selaku panglima tertinggi Angkatan Bersenjata).

Peran Soeharto kian tampak dibandingkan masa-masa sebelumnya yang hanya sebagai panglima Kostrad. Dia bukan saja berhasil menjinakkan pasukan-pasukan yang menjadi musuhnya, manuver-manuver politiknya pun turut membuatnya kian kuat dan diperhitungkan dalam pentas perpolitikan nasional.

Momen menentukan kemudian dia dapatkan ketika dirinya berhasil memaksa Presiden Sukarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar). Dengan Supersemar yang berhasil dia dapatkan melalui perantara tiga jenderalnya (Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen M. Jusuf, dan Brigjen Amir Machmud) itu, Soeharto lalu melakukan banyak tindakan politik. Sehari setelah keluarnya surat perintah itu, Soeharto membubarkan PKI –saingan terkuat AD- pada 12 Maret. Meski Sukarno murka dan lalu mengeluarkan surat perintah 13 Maret untuk mengoreksi tindakan Soeharto, dia tetap tak peduli. Dia lalu membasmi PKI sampai ke akar-akarnya. Pembunuhan terhadap para anggota dan mereka yang diduga PKI terjadi di berbagai daerah, terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Soeharto juga terus menggerogoti kekuasaan presiden Sukarno. Orang-orang yang pro Sukarno dia singkirkan. DPRS dan MPRS dia isi dengan orang-orangnya. Militer juga dia konsolidasikan dengan menaruh orang-orang yang pro kepadanya pada posisi-posisi penting. Melalui MPRS Soeharto meningkatkan status hukum Supersemar. Puncaknya terjadi ketika Soeharto –yang sebelumnya mendudukkan Nasution ke kursi ketua MPRS sebagai upaya untuk menghilangkan saingan dalam menuju kursi RI 1– berhasil meng-impeach Sukarno. Tak lama setelah itu Soeharto lalu ditetapkan sebagai Pejabat Presiden dan setahun kemudian dia menjadi presiden.

Di kemudian hari, Supersemar menjadi masalah besar. Terutama menyangkut legalitas pemerintahan Orde Baru pimpinan Soeharto. Sebab, sebetulnya Supersemar hanya surat perintah pengamanan keadaan, bukan surat penyerahan kekuasaan politik. Soeharto wajib melaporkan tiap tindakan pengamanan yang diambilnya kepada Presiden Sukarno. Tapi itu tidak Soeharto lakukan dan bahkan menyalahgunakan surat perintah itu jauh melampaui batas kewenangan. Lucunya, waktu Soeharto berkuasa, Supersemar dinyatakan hilang. Yang ada hanya kopiannya saja. Itu pun ada beragam versi. Suatu keanehan yang hampir tak mungkin terjadi secara kebetulan tentunya.

Setelah menjadi presiden, nasib orang-orang yang tak sejalan dengan dengan Soeharto menjadi nahas. Presiden Sukarno pun tak terkecuali. Dia menjadi tahanan rumah yang mengenaskan hingga wafatnya pada 1970. Orang-orang PKI dan orang-orang yang dituduh PKI serta orang kiri lainnya dibuang ke Pulau Buru di samping banyak yang dibunuh. Mereka dihukum tanpa melalui proses pengadilan terlebih dulu. Penulisan sejarah dimonoversikan. Banyak manipulasi di dalamnya dan itu dipaksakan jadi konsumsi masyarakat dari tingkat sekolah dasar hingga para pejabat. Propaganda bahwa PKI jahat terus disiarkan melalui film, peraturan perundang-undangan dan lain sebagainya. Selama tiga dasawarsa lebih berkuasa, Soeharto berhasil mencuci otak rakyat Indonesia.

Versi sejarah buatan Soeharto inilah yang hingga kini masih paling banyak diterima. Mereka yang menerima umumnya karena tidak tahu. Ketika Soeharto terguling oleh reformasi pada 1998, banyak orang yang selama 30 tahun dibungkam pun angkat bicara. Pertanyaan demi pertanyaan mengenai keabsahan kekuasaan Soeharto pun terus mengalir deras.

“Ooo..begitu tho ceritanya,” ucap Adi.

“Tuh kan, apa ku bilang, Soeharto jahat,” sahut Rudi.

“Lepas dari terlibat atau tidaknya dia dalam G 30 S, kudeta merangkak dan lain sebagainya, Soeharto tetap penjahat kemanusiaan,” tutup Histo.

sumber : http://kompetisiesai.blogspot.com/p/tulisan.html
jadi, bagaimana pendapat anda ?
Read More..
Rabu, 17 November 2010 | 0 komentar | Label:

Saat ini sering kita jumpai seminar- seminar motivasi, ESQ, pidato-pidato pembakar semangat, training pengembangan diri atau sejenisnya. Tak jarang pula tulisan-tulisan indah, kata-kata bijak, dan artikel kritis menghiasi sudut keramaian, terpampang dalam kelas maupun terkirim rutin lewat sms. Kesemuanya itu bagus, sangat bagus. Mayoritas bertujuan untuk meningkatkan etos kerja kita, nilai dari hidup kita yang cuma sekali di dunia ini. Namun mengapa di saat para orator yang semakin banyak, media semakin massif membakar semangat, kata-kata indah semakin dalam menusuk kalbu masih saja kita sulit untuk berubah menjadi yang lebih baik. Berhijrah dari sesuatu yang jelas-jelas membawa kita ke hal sia-sia menuju ke suatu hal, kebiasaan, tempat yang dapat memaksimalkan hidup kita di dunia ini. Sebuah hal yang diinginkan mayoritas orang, namun usaha yang yang dilakukan oleh minoritas orang.

Contoh sederhana dapat kita lihat pada orang Jepang. Kebiasaan saling menghormati di sana dijunjung tinggi, berbesar hati, meminta maaf, berterima kasih adalah ucapan di keseharian mereka. Budaya kita tak jauh beda dengan mereka. Kita mengenal unggah-ungguh, ucapan terima kasih, nyuwun sewu dalam adat Jawa, permisi dan sebagainya. Semua yang telah diajarkan pada kita. Namun, dalam implementasinya hal-hal tersebut jarang kita temui. Seperti saat saya mulai merasakan hidup di Surabaya. Pola hidup heterogen, meski mayoritas masih orang jawa. Saat saya naik bus beberapa saat yang lalu, ada seorang pengendara sepeda motor yang melanggar lalu lintas dan menyebabkan bus berhenti mendadak untuk menghindari tabrakan. Niat hati sang sopir turun untuk mengingatkan, namun pengendara sepeda motor tidak terima diperingatkan dan menantang balik. Tak pelak perkelahian pun pecah. Beruntung awak bus dan penumpang berusaha melerai. Padahal, masalah ini akan terselesaikan bila pengendara sepeda motor mengucapkan kata maaf. Ya, rasa mengakui kesalahan memang mahal di negara ini.

Dalam konteks yang berbeda, sering kita temui training pengembangan diri. Namun, yang berubah menjadi lebih baik sangatlah jarang. Rata-rata peserta semangat di dalam acara. Tiga puluh menit keluar dari ruang,silahkan tanya materi apa yang akan diterapkan dan dijadikan kebiasaan. Para peserta tahu materi itu bagus. Peserta paham akan esensi yang didapat. So, what. Bila kita tanyakan, apakah kesalahan itu dari pemandu/pengisi acara ataupun dari para peserta? Jika saya bertanya ke pemandu saat memberi materi mengapa ada peserta mengantuk, jawabannya pasti pemandu menyudutkan peserta yang kurang konsentrasi. Jika saya bertanya ke peserta mengapa tadi tidur saat acara, pasti jawabannya tak jauh dari pengisi yang membosankan, atau memang mengakui karena peserta lelah dan mengantuk sebelum acara. Jadi,siapa yang salah?

Tak usah kita bahas itu lebih jauh. Namun, hendaknya pemandu menjadi teladan untuk peserta, dan lebih baik lagi pemimpin menjadi teladan bagi rakyatnya. Minimal melaksanakan apa yang telah pemimpin ucapkan saat kampanye. Untuk menjadikan seorang pemimpin menjadi teladan, saya tidak akan menulis opini, tips, maupun rumusan cerdas menjadikan pemimpin sebagai teladan. Hal ini dikarenakan mayoritas orang sudah mengetahuinya dan para antropolog telah meneliti dan menghasilkan buku-buku tentang itu.dengan teknologi yang ada hal seperti itu sudah banyak bertaburan di internet. Namun,saya akan memberi gambaran konkrit seorang pemimpin teladan. Kisah ini saya ambil dari www.useillusion1.wordpress.com.

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya,” Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya”.Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yangmenyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,”Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”

Aisyah RA menjawab,”Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”.” Apakah Itu?” tanya Abubakar RA.”Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana”, kata Aisyah RA. Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepadapengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik,”Siapakah kamu?” Abubakar RA menjawab,”Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)”. “Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku” bantah si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.” Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata,” Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia….”. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Jadi,untuk menjadikan orang lain lebih baik ternyata tak cukup hanya memberi ucapan semangat, orasi indah dan bagus di depan, kampanye memikat hati, materi lengkap dan tertata. Ada satu hal yang pastinya lebih berharga. Jadilah teladan meskipun anda bukan pemimpin. Namun, apabila anda pemimpin, maka teladan adalah hal yang wajib anda miliki. Permisalan mudah,kita lebih bisa membayangkan nasi pecel daripada ciri-ciri makanan gurih dan lezat. Sama seperti kita lebih mudah melihat pemimpin A yang berkelakuan rajin daripada mengingat pidato yang dibicarakan.

Read More..
| 0 komentar | Label:


Akhir-akhir ini bencana kerap melanda Indonesia. Mulai dari Letusan gunung Merapi, peningkatan status beberapa daerah pegunungan sirkum mediterania, gempa dan tsunami di Mentawai sampai di timur Indonesia, yakni banjir bandang di Wasior, Irian Barat. Beberapa bencana selama 10 tahun terakhir juga masih jelas dalam ingatan bangsa ini. Korban bencana di Indonesia pun tergolong tinggi, dengan puncaknya Tsunami Aceh tahun 2004 yang menelan ratusan ribu korban jiwa.
Selain menjadi wilayah strategis di antara dua benua dan dua samudera, Indonesia juga dihadapkan pada berbagai ancaman bencana alam. Ada tiga lempeng benua yang membatasi Indonesia, yakni Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Selain itu pegunungan sirkum mediteran dan sirkum pasifik juga bersilangan di wilayah Indonesia. Hal itulah yang menyebabkan negeri ini kaya sumber daya alam dan flora fauna beriklim tropis serta kaya akan berbagai bencana alam seperti gunung berapi, tsunami, tanah longsor, banjir dan gempa bumi. Bila terjadi pergeseran lempeng, maka Indonesia akan mengalami dampak sistemik bencana alam. Itulah sebabnya akhir-akhir ini bencana alam sering menghampiri Indonesia dikarenakan terjadinya pergeseran lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.
Deretan bencana ini sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya. Gempa 7,2 SR di Mentawai adalah sisa dari gempa 8,4 SR di Padang pada tahun 2007 lalu. Perubahan status gunung-gunung sirkum mediteran juga imbas dari pergesekan antara dua lempeng benua. Alat-alat pendeteksi bencanapun sudah dipasang di wilayah rawan bencana di Indonesia. Namun kita tak bisa sepenuhnya mengandalkan alat peringatan dini. Seperti yang diinformasikan BMKG, mulanya gempa Mentawai berpotensi tsunami. Namun 25 menit kemudian lembaga ini merilis gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Prediksi BMKG meleset dan tsunami Mentawai tak bisa dihindarkan.
Peralatan canggih memang bukan pencegah bencana. Namun mekanisme peringatan bencana wajib diterapkan di Indonesia sebagai bentuk peringatan bencana. Salah satu contoh nyata pemanfaatan peralatan pendeteksi bencana adalah jepang, negeri rawan sekaligus berpengalaman menangani gempa dan tsunami. Jepang merupakan negara rawan gempa yang sudah memasang alat pendeteksi gempa, baik di darat maupun di laut. Alat yang dipasang di laut juga dilengkapi dengan pendeteksi tsunami. Alat inipun dilengkapi dengan komputer super cepat beserta sarana komunikasinya. Dengan demikian, ketika tsunami terjadi, hanya dalam hitungan 2-5 menit, seluruh data lengkap tentang ancaman tsunami itu tersiar ke publik melalui jaringan televisi. Mekanisme peringatan dini inilah yang dikembangkan di Jepang kini.
Untuk itulah perlunya Indonesia memperbaiki mekanisme peringatan bencana dini. Ketika serangkaian bencana terjadi di Indonesia,ironisnya pejabat DPR tetap berencana merealisasikan kunjungan kerja ke luar negeri. Biaya yang dikeluarkan mencapai 1,5 milyar untuk sebuah kunjungan kerja. Anggaran biaya yang jauh lebih besar dari instalasi mekanisme peringatan dini di wilayah rawan bencana. Mahasiswa sebagai akademisi rakyat harus memiliki prinsip idealis sesuai peran dan fungsi mahasiswa. Jika pejabat sudah tidak bisa diharapkan maka mahasiswalah ujung tombak bangsa ini. Banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sebagai contoh, mahasiswa jurusan geomatika bisa membuat sistem peringatan bencana. Dengan bantuan mahasiswa di bidang teknologi informasi dan komunikasi, sistem peringatan dini disalurkan dengan akurat dan aktual. Implementasi karya mahasiswa seperti itu bukanlah hal yang mustahil dilaksanakan. Mahasiswa Indonesia tidak kalah cerdas dibanding mahasiswa negara lain. Semua hal tersebut harus mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Namun diperlukan peran serta pemerintah bijak dan cerdas untuk menjembatani upaya kesejahteraan bangsa demi mewujudkan negeri tahan bencana.(neomushlih) Read More..
Minggu, 14 November 2010 | 0 komentar | Label:

Pada hari itu waktu baru menunjukkan pukul 08.00 WIB. Termasuk waktu yang pagi untuk mahasiswa Teknik Informatika ITS, apalagi hari itu hari minggu. Namun saat itu sudah ada sekelompok mahasiswa yang mempersiapkan sesuatu. Tidak banyak memang, tetapi dilihat dari pembicaraannya mahasiswa yang berjumlah kurang dari 30 orang itu sedang mempersiapkan diri menyambut cerahnya hari ini bagi mereka yang ada di seberang jalan. Mereka yang tidak asing dengan sampah dengan segala negasinya kemegahan surabaya. Mereka yang terdidik untuk hidup “zuhud”. Ya, merekalah generasi muda Surabaya yang sedang mencari ilmu di pondok pesantren Fillah, Keputih Tambak, Sukolilo. Kembali ke mahasiswa Teknik Informatika, ternyata mereka akan melaksanakan tutorial komputer untuk para santri dan pemuda di sekitar pondok di hari minggu, 2 Mei 2010. Bertepatan dengan hari pendidikan nasional. Pembagian tugas telah dipersiapkan. Materi hari ini pun telah dipersiapkan tim materi. Demikian pula pemandu utama dan pendamping.

Di sela-sela Laptop dan meja yang akan digunakan sebagai sarana tutorial, terdapat beraneka makanan kecil dengan jumlah lumayan banyak. Ya, Itulah metode yang kami terapkan untuk menarik perhatian peserta tutorial yang mayoritas anak SD. Iming-iming makanan saat penyampaian materi menjadi jurus kami. Materi yang akan kami sampaikan terbagi menjadi dua, yakni materi pengoperasian dasar komputer untuk anak SD dan materi Ms office word untuk SMP dan SMA. Sekilas pandanganku tetuju pada print-out materi. Terasa janggal memang, karena banyak kata-kata istilah yang menurut kami kurang sesuai dengan usia mereka. Tapi itulah bekal kami dan tak akan menghalangi kami untuk menyampaikan ilmu pada mereka.

Sepeda motor dan mobil pun melaju ke pondok. Hanya berselang 5 menit, kami sudah berada di depan pondok. Pada awalnya kami mengira pondok Filllah serupa dengan pondok yang ada di Purwodadi, kenangan yang tak terlupakan. Namun realitasnya pondok Fillah sudah cukup memadai untuk tempat belajar, hanya saja lokasinya relatif sempit. Pukul 09.00 kami mulai persiapan. Tak seperti hari sebelumnya, hari ini peserta opening tutorial lebih sedikit, kurang dari 30 orang. Namun itu tak menyurutkan semangat kami. Hari itu acara kami buka dengan pemandu komting 2009. Agak seru memang, tapi yang lebih seru dari opening itu adalah sikap para santri yang “mempermainkan” pemandu di depan. Peserta yang mayoritas SD itu tak sepolos pemikiran kami. Selang beberapa waktu, pemandu pun membagi peserta sesuai dengan kelompok yang tidak berdasar rencana awal. Hal itu dikarenakan jumlah peserta yang tidak seimbang. Materi pengoperasian dasar komputer untuk anak SD kelas 4 ke bawah (pseudocode: n<4)>=4).

Mulailah perjalanan tutorial hari itu. Untuk n<4,>

Tak kalah seru dengan peserta di lantai bawah, peserta tutorial n>=4 yang berada di lantai 2 juga menunjukkan keseriusan mereka seiring jumlah peserta yang terus bertambah. Mereka mendapat tugas membuat pantun atau puisi oleh kakak pendamping menggunakan Ms Office Word. Peserta SMA yang sudah lama mendapat materi office pun menyelesaikan dengan cepat tugas dari kakak pendamping. Berkebalikan dengan itu, anak-anak SD harus didampingi dan diajari satu persatu. Alhasil running time yang dibutuhkan pun juga berbeda untuk tiap peserta. Di akhir acara tutorial, mereka diberi pertanyaan seputar tutorial tadi, tentunya dengan hadiah makanan ringan.

Jam menunjukkan pukul 11.15 WIB ketika semua peserta bergabung kembali di lantai 1. Peserta saat ini lebih banyak dari peserta tadi pagi, sekitar 40 anak. Pada acara penutupan ada permainan ringan dari pemandu di akhir acara. Dan waktu pun semakin cepat berlalu. Kami pamit kepada peserta dan pengurus Pondok dan berjanji akan datang lagi minggu depan. Acara ditutup pemandu dan diiringi suara Adzan di tempat kami tutorial. Kami pun kembali ke kampus Teknik Informatika dan mengevaluasi kegiatan untuk peningkatan kualitas tutorial pada hari-hari berikutnya. Hasil evaluasi sementara menghasilkan beberapa poin penting, yaitu:

1. Tutorial agak terkendala masalah Ms. Office word, karena yang digunakan di sekolah banyak menggunakan Ms. Office 2003, sedangkan kami menggunakan Ms. Office 2007.

2. Jumlah pendamping dan laptop perlu ditingkatkan mengingat antusiasme peserta yang tinggi.

3. Jumlah makanan kecil banyak dan bersisa, namun bisa digunakan untuk minggu depan.

4. Minggu depan mulai aktif tutorial, jadi resource yang dibutuhkan juga lebih banyak.

Memang tutorial tidak lama, namun akan kami lakukan secara berkelanjutan guna mencapai target yang benar-benar berguna bagi masyarakat di sekitar ITS. Kami tidak menjadikan tutorial hanya sebagai formalitas kegiatan HMTC(Himpunan Mahasiswa Teknik Computer-Informatika). Tapi kami berpikir dan bertindak agar kami sebagai mahasiswa dapat memainkan peran dan fungsi mahasiswa pada masyarakat. Karena kami agent of change yang akan mengubah pola pikir dan tingkah laku bangsa ini ke arah yang lebih baik, karena kami iron stock yang akan menjadi pemain sistem kebangsaan ini, karena kami social control yang tidak akan membiarkan para generasi muda kehilangan jati diri, karena kami moral force yang ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena dari sebagian penghasilan orang tua mereka kami dapat menikmati fasilitas kuliah yang memadai. Karena kamilah ujung tombak bangsa ini. (Neomushlih)

Read More..
Jumat, 07 Mei 2010 | 0 komentar | Label:

Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa

Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI

Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :

1. Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.

2.Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.

3.Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri , teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri.

Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan al-khawarizmi . Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang].

Pribadi al-Khawarizmi

Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata…." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains".

Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat[The Elements] hasil karya Euklid : geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun [2000SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama pada abad ke9M.

Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi telah diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster ke dalam bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul ‘Hisab al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada tahun 820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar.

Di sunting dari berbagai sumber.
Read More..
Sabtu, 24 April 2010 | 0 komentar | Label:

Nama “Hasan Al-Banna” selalu lekat dengan jamaah Al-Ikhwan Al-Muslimun, karena beliau adalah pendiri dan menjadi Mursyid ‘Am pertama jamaah tersebut. Sekalipun sang imam “Al-Banna” -semoga Allah merahmatinya-, tidak mengenyam kehidupan lebih dari 42 tahun, namun pada masa hidupnya banyak memberikan kontribusi dan prestasi yang besar sehingga banyak terjadi lompatan sejarah terutama dalam melakukan perubahan kehidupan umat menuju Islam dan dakwah Islam yang lebih cerah, banyak perubahan-perubahan yang dicapai olehnya, apalagi saat beliau hidup kondisi umat dalam keadaan yang begitu parah dan mengenaskan, keterbelakangan, ketidakberdayaan, kebodohan umat, dan ditambah dengan penjajahan barat.

42 tahun kalau diukur dari perjalanan sejarah merupakan waktu yang singkat, merupakan usia yang belum bisa memberikan apa-apa, walaupun umur sejarah tidak bisa diukur berdasarkan tahun dan hari, namun dapat juga diukur dari banyaknya peristiwa yang berdampak pada perubahan kondisi, situasi dan keadaan, dan inilah yang selalu melekat pada sosok Hasan Al-Banna, beliau banyak memberikan pengaruh dalam perubahan sejarah, dan beliau juga merupakan salah satu dari orang yang memberikan kontribusi melakukan perbaikan dan perubahan dalam tubuh umat. Sekalipun umur beliau relatif pendek namun beliau termasuk orang yang mampu membuat sejarah gemilang.

Setiap orang pasti memiliki faktor yang dapat dinilai mampu memberikan kontribusi dan saham dalam pembentukan karakter dan jati dirinya dan menentukan berbagai hakikat yang dipilihnya. Dan bagi pemerhati lingkungan yang di dalamnya hidup sang imam Al-Banna akan dapat menemukan awal yang baik, dan karena itu berakhir dengan baik. Seperti dalam ungkapan: “Akhir yang baik mesti diawali dengan permulaan yang baik”.

Dan imam Al-Banna kecil (muda) hidup dibawah naungan dan lingkungan yang bersih dan suci. Dan rumah yang di dalamnya hidup sang imam juga merupakan rumah yang tershibghah dengan shibghah islam yang hanif. Orang tuanya bernama syaikh Ahmad Abdurrahman Al-Bann. Beliau adalah seorang imam masjid di desanya, dan seorang tukang reparasi dan penjual jam. Namun disisi lain orang tuan Hasan Al-Banna adalah sosok pecinta ilmu dan buku, sehingga senang menuntut ilmu dan membaca buku, dan sebagian waktunya banyak dihabiskan untuk membaca dan menulis, dan beliau juga banyak menulis kitab, diantaranya adalah “Badai’ul Musnad fi Jam’I wa Tartiibi Musnad As-Syafi’I”, “Al-Fathu Ar-Robbani fi Tartiibi Musnad Ahmad As-Syaibani”, “Bulughul Amani min Asrori Al-fathu Ar-Robbani”

Bahwa komitmen dengan Islam dan manhaj robbani sangat membutuhkan pondasi utama pada lingkungan yang menggerakkannya, agar dapat tumbuh dan besar seperti pondasi tersebut, dan jika tidak ada lingkungan yang mendukung maka akan menjadi sirna dan mati sejak awal kehidupannya. Dan Allah telah memberikan karunia besar terhadap imam “Al-Banna” dengan lingkungan yang baik ini. Orang tuanya memberikan tarbiyah sejak awal dengan baik; meumbuhkan kecintaan terhadap Islam kepada anaknya sejak dini, selalu memelihara bacaan dan hafalan Al-Qur’an, sehingga memberikan kepada pemuda tersebut waktu dan tenaga yang cerah dalam berfikir dan berdakwah, dan pada saat itu pula –yang mana pada saat itu- Islam telah tertutupi oleh kehidupan yang bebas dan politik yang rusak, tampak menjadi asing –bahkan aneh dan tidak wajar- melihat seorang pemuda yang begitu besar komitmennya terhadap ajaran Islam sampai pada masalah waktu, atau dalam menunaikan ibadah shalat dengan penuh kedisiplinan.

Sejak awal dapat kita lihat bahwa imam Al-Banna telah menentukan jalannya dan karakter hidupnya; yaitu jalan hidup yang beliau lakoninya dalam kehidupannya secara pribadi yang unik; komitmen terhadap Islam dan manhaj robbani dan interaksinya dengan orang lain dengan baik dan sesuai dengan ajaran Islam. Baliau begitu terkesan dengan hadits Nabi dan begitu kuat berpegang teguh dengannya; yaitu hadits Nabi saw: “Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara.. diantaranya adalah “masa mudamu sebelum datang masa tuamu”, begitupun dengan hadits Nabi saw lainnya: “ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada saat tidak ada naungan kecuali naungannya.. diantaranya adalah “seorang pemuda yang taat beribadah kepada Allah”.

Maka dari itu imam “Al-Banna” kehidupannya adalah islam dan tidak ada yang lain dalam diri dan hidupnya kecuali Islam. Hal itu tampak juga dengan jelas pada beberapa lembaga atau yayasan yang sejak kecil beliau loyal kepadanya, yang kesemuanya merupakan lembaga atau yayasan Islam, seperti “Jam’iyyah As-Suluk wal Akhlak” dan “Jama’ah An-Nahyu Al-Munkar”, dan beliau juga memiliki hubungan yang erat dengan harakah sufiyah yang pada saat itu marak tersebar di berbagai pelosok daerah dan kota di Mesir.

Adapun diantara faktor lain yang membantunya komitmen di jalan kebenaran adalah karena beliau begitu banyak beribadah dan taat kepada Allah, sejak mudanya beliau sering melakukan puasa sunnah, khususnya puasa sunnah yang berhubungan dengan hari-hari besar Islam, dan lebih banyak lagi beliau melakukan puasa hari sunnah senin dan hari kamis pada setiap minggunya, karena mentauladani sunnah nabi saw, sebagaimana beliau juga sangat bersemangat melakukan puasa sunnah rajab dan sya’ban. Kebanyakan dari kita mungkin merasa asing dalam melakukan ketaatan seperti itu, atau merasa berat melakukannya terutama di saat kondisi zaman seperti ini. Sebagaiman usaha yang dilakukan imam Al-Banna dalam ketaatan juga menadapatkan kesulitan, terutama disaat kondisi yang saat itu dialami; adanya gerakan missionaries, globalisasi dan penjajahan yang telah meluas dan merambah dengan cepat di tengah kehidupan masyarakat Mesir saat itu; sehingga memberikan kontribusi yang besar dalam menjauhkan umat dari Islam apalagi untuk komitmen dengan ibadah dan ketaatan.

Namun imam Al-banna, hidup melawan arus, beliau berada dalam semangat Islam yang tinggi, berpegang dengan ketaatan dan ibadah kepada Allah, sekalipun umat saat itu sedang diliputi arus globalisasi dan pencampakkan jati diri Islam; sehingga mengakibatkan acuhnya umat terhadap Islam dan jauhnya umat –terutama para pemudanya- dari kehidupan beragama, apalagi juga banyaknya bermunculan seruan dan propaganda asing terhadap dunia Islam seperti liberalisme dan komunisme serta gerakan missionaris yang mengajak untuk jauh dari Islam dan berlaku hidup modernis seperti mereka.

Sekalipun demikian imam Al-Banna tetap berpegang teguh dan yakin dengan keislamannya bahkan merasa bangga dengannya. Dan pada saat berdiri Universitas Cairo, dan Dar El-Ulum merupakan salah satu bagian dari kuliah yang ada di dalamnya; yang di dalamnya menghadirkan ilmu-ilmu kontemporer, ditambah juga dengan ilmu-ilmu syariah dan pengetahuan tradisional yang telah masyhur di Universitas Al-Azhar sebelumnya. Dan -pada saat itu pula- Imam Al-Banna mendaftarkan diri untuk kuliah di Dar El-Ulum, walaupun beliau tidak merasa cukup dengan ilmu yang di dapat di kuliah sehingga beliau mencarinya ditempat yang lain sebagai tambahan; seperti beliau selalu hadir mengikuti majlis ilmu pimpinan syaikh Rasyid Ridha, dan beliau sangat terkesan dengan tafsirnya yang terkenal yaitu “Al-Manar”.

Namun hal tersebut tidak menghalangi dirinya mendapatkan nilai yang begitu baik dan cemerlang, sehingga beliau berhasil menamatkan kuliahnya dengan hasil yang gemilang, dan beliau merupakan angkatan pertama kuliah tersebut. Lalu -setelah itu- beliau diangkat sebagai guru pada madrasah ibtidaiyah disalah satu sekolah yang terletak di propinsi Ismailiyah, yaitu pada tahun 1927, dan di kota tersebut Imam Al-Banna muda tidak hanya terpaku pada jati dirinya sebagai guru madrasah ibtidaiyah, namun beliau juga menjadi da’i kepada Allah, yang pada saat itu masjid-masjid disana kosong dari pemuda. Sehigga tidak ada anak-anak muda yang sholat di masjid namun asyik dengan minuman alkohol yang memambukkan. Maka tampaklah beliau sebagai seorang pemuda yang ahli ibadah, taat kepada Allah dan sebagai da’i kepada Allah yang mengajak umat untuk kembali pada Islam yang hanif.

Dan di kota Ismailiyah pula Imam Al-Banna banyak melakukan interaksi dengan lembaga-lembaga Islam dan beliau tampil sebagai da’i dengan berbagai sarana yang dimiliki dan berkeliling ke berbagai tempat dan desa. Beliau pergi sebagai da’i dan membawa kabar gembira tentang agama Islam. Beliau menyeru dan mengajak manusia yang berada tempat-tempat perkumpulan mereka, dan diatara tempat perkumpulan yang sering belaiu datangi adalah café. Disana beliau memberikan kajian keagamaan, terutama pada sore hari ini, sehingga dengan kajian yang beliau sampaikan banyak menarik perhatian sebagian besar masyarakat pengunjung cafe; sehingga menjadikan pemilik café tersebut berlomba-lomba mengundang Imam Al-Banna untuk memberikan kajian sore di café-cefe milik mereka. Dan akhirnya di kota Ismailiyah –dengan taufik dari Allah- dan dengan keberkahan akan juhud dan keikhlasannya, Imam Al-Banna mampu mengeluarkan cahaya dakwah terbesar dan memberikan pengaruh yang sangat besar hingga saat ini. Yaitu berdirinya Gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dipimpin langsung oleh Imam Al-Banna. Padahal saat itu umur beliau masih muda sekali, baru mencapai antara tidak terlalu muda, tidak baya dan juga tidak terlalu tua. Pemuda yang ahli ibadah itulah yang telah mampu mendirikan gerakan dakwah Islam terbesar di dunia saat ini.

Sosok Imam Al-Banna memiliki banyak keistimewaan, sosok yang universal dan seimbang, pemuda aktivis, seorang khatib yang antagonis, memiliki perasaan yang lembut, dan komunikatif dengan semua orang; baik dengan orang awam, petani dan buruh. Beliau juga seorang cendekiawan yang memiliki ilmu, yang mampu berinteraksi dengan para cendekiawan lainnya. Saat berada ditengah umat manusia, banyak yang takjub kepadanya baik dari kalangan cendekiawan, hartawan, awam, petani dan buruh serta yang lainnya. Ini semua sejalan dengan dakwahnya yang didasarkan pada pembentukan umat, dakwah dan individu yang seimbang dalam berbagai sisinya.

Dan Imam Al-Banna juga sangat memiliki karakter yang mampu memberikan pengaruh pada orang yang ada disekitarnya, hal ini kembali pada pondasi yang beliau miliki yaitu kedekatan diri kepada Allah -Kita berharap demikian dan kita tidak merasa paling suci kecuali hanya Allah-. Dan kita temukan bahwa dakwah Al-Ikhwan –dan Al-Ikhwan itu sendiri- telah terpengaruh dengan sosok imam Al-Banna; karakternya yang baik, ikhlas dan taat kepada Allah, yang kesemuanya bersumber pada cahaya kenabian. Sebagaimana beliau juga memiliki sosok yang mumpuni dan lemah lembut, selalu perhatian dan menolong orang-orang yang mazhlum, dan dalam sejarahnya telah banyak disaksikan bahwa usaha dan kerja al-ikhwan di berbagai tempat, daerah dan negara selalu membela hak-hak umat Islam yang terampas.

Oleh karena itulah bagi kita dapat mengambil ibrah dari perjalanan sosok pemuda yang berhimpun di dalamnya jiwa yang memiliki nilai-nilai mulia dan agung, bagaimana jiwa tersebut dapat mampu membangun generasi yang islami, tidak menyimpang dari jalan Allah dan menepati dan menunaikan amanah yang diembannya dengan optimal dan baik, sekalipun kondisi, ujian dan cobaan yang dihadapi selalu datang silih berganti dalam rangka berpegang teguh pada jalan Allah dan agama Islam serta dalam usaha meninggikan kalimat (agama) Allah dan mentauladani sirah nabi saw.

Sumber: www.ikhwanonline.com

Read More..
| 0 komentar | Label: